Tak pernah dia keluh,
Langsung tiada kesah,
Akar cekal ditautnya,
Rotan sedar dibalunnya,
Dalam membentuk aku ;
Jadi manusia,
Jadi orang,
Jadi insan
Raut tuanya penuh tawakal
Urat yang alirkan darah itu masih belum usang,
Darahnya masih kental,
Mengalir deras menjadi sungai yang memutar seluruh tenaga,
Lalu terhasil rezeki,
Dari percikan keringat yang bertaburan
Di bendang, di kebun, di hutan
Demi satu tekad,
Untuk membentuk aku ;
Jadi manusia,
Jadi orang,
Jadi insan
Penat itu mati,
Lelah jadi tegar,
Iman tak lupa disemat,
Agar jadi penyuluh,
Jalan yang tidak terang,
Ayah,
Tiada kosa seindah ini,
Aku sayang kamu
Langsung tiada kesah,
Akar cekal ditautnya,
Rotan sedar dibalunnya,
Dalam membentuk aku ;
Jadi manusia,
Jadi orang,
Jadi insan
Raut tuanya penuh tawakal
Urat yang alirkan darah itu masih belum usang,
Darahnya masih kental,
Mengalir deras menjadi sungai yang memutar seluruh tenaga,
Lalu terhasil rezeki,
Dari percikan keringat yang bertaburan
Di bendang, di kebun, di hutan
Demi satu tekad,
Untuk membentuk aku ;
Jadi manusia,
Jadi orang,
Jadi insan
Penat itu mati,
Lelah jadi tegar,
Iman tak lupa disemat,
Agar jadi penyuluh,
Jalan yang tidak terang,
Ayah,
Tiada kosa seindah ini,
Aku sayang kamu
Tiada ulasan:
Catat Ulasan